Monday, March 18, 2019

Terkadang Part II

terkadang obrolan dan situasi 
mendorong kita secara tidak 
langsung menyudutkan orang

Realitanya benar, buat gosip, bikin sensasi itu mudah. Tapi apa pernah kita memikirkan seseorang yang menjadi topik gosipan kita. Apakah dia mendengar apa yang kita gosipkan ? Apakah dia merasa sakit hatinya ketika kita gosipkan ? Apakah gosip itu membawa dampak negatif untuk dia ? Iya memang kita nggak tau, dan kita memang nggak mau tau keadaan itu. Kebanyakan dari kita memang melihat luarnya tanpa tau penjelasan dari dia. Sering kali kita menjudge dia by it's cover. Lewat luarnya itu kita pandai menghakimi sendiri tanpa tau kebenarannya. Tanpa tau gosipan itu benar atau enggak. Terlepas dari itu semua, secara tidak langsung menyudutkan dia. Hal yang perlu digaris bawahi adalah berkomunikasi itu perlu dan jangan menghakimi sendiri. Posisikan diri kita sebagai penggosip menjadi yang digosipkan. Gimana kita ketika kita digosipkan ? iya kalau yang digosipkan itu benar. Lha kalau enggak ? itu namanya fitnah. So, don't judge by it's cover.

terkadang bekerja dengan perasaan
itu hal yang harus dihindari oleh
seorang wanita

Realitanya benar, kerja lembur berhari - hari untuk menyelesaikan tugas sesuai deadline membuat fisik lelah. Fisik lelah membuat kita ingin marah-marah. Belum lagi waktu kerjaan kita salah, banyak revisinya. Disalahkan di depan semua orang dengan posisi kita yang sudah capek, otak panas karena dipakai kerja terus-terusan, istirahat cuma makan dan sholat aja. Pastilah kita main perasaan. Entah itu karena kita tidak bisa menyampaikan pendapat jadi kita mengutarakannya lewat tangisan dan marah-marah atau gimana. Khusus wanita yang sering seperti ini, bekerjalah dengan professional. Waktunya salah langsung benahi. Jangan bermain perasaan, perasaan tidak hanya rasa suka senang cinta dll. Tapi yang dimaksud adalah rasa sebal, rasa capek, rasa sedih, dll. Secapek apapun itu kerjakan dan lakukan dengan kepala dingin, sabar dan ikhlas. Terakhir, jangan lupa fokus supaya kerjanya cepat selesai.

terkadang kita percaya 
untuk dibodohi

Realitanya benar, sebagian orang mudah percaya, walaupun belum ada buktinya. Dan orang-orang yang gampang percaya itulah orang yang bodoh. Tanpa berfikir panjang langsung mengiyakan pembicaraan. Harus hati-hati, meskipun orang itu teman kita tapi berhati-hati itu wajib hukumnya. Percaya itu seperlunya saja. Jangan sangat percaya untuk dikhianati, dan jangan sangat percaya untuk menjadi dibodohi.


Ini adalah pengalaman pribadi lewat mereka-meraka yang sudah mempercayakan ceritanya kepadaku, dan kemudian aku simpulkan menjadi tulisan diatas.


Almas